Pilihan Editor

Sang Pendidik Dalam Untaian Syair

"Sang Pendidik dalam Untaian Syair" adalah sebuah karya yang menghimpun puisi-puisi yang menggambarkan dedikasi dan peran penting ...

Serunai Ilmu, Simfoni Budaya

 


KATA PENGANTAR

Pengantar Peneliti Antologi Puisi “Serunai Ilmu, Simfoni Budaya”

 

Segala puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke khadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat, taufik, dan hidayah-Nya, sehingga antologi puisi berjudul Serunai Ilmu, Simfoni Budaya” ini dapat diterbitkan sebagai bagian dari upaya pemajuan literasi sastra dalam ranah pendidikan dan kebudayaan. Antologi ini berisi 105 puisi hasil karya siswa dari lima sekolah di Kabupaten Garut, yaitu SMAN 1 Garut, MAN 2 Garut, SMAN 15 Garut, SMAN 4 Garut, dan SMA YPI Sukawening, yang merupakan bagian dari luaran penelitian disertasi saya yang berjudul Pengembangan Model CTLS berbantuan Aplikasi Mobile Cipta Puisi”. Model CTLS dikembangkan sebagai inovasi dalam pembelajaran sastra, khususnya puisi, dengan mengintegrasikan pendekatan kolaboratif, tematik, literer, dan reflektif, serta didukung oleh pemanfaatan teknologi digital melalui aplikasi mobile.

Karya-karya dalam antologi ini merepresentasikan perpaduan antara ekspresi estetik dan refleksi kritis terhadap nilai-nilai budaya dan pendidikan. Melalui pemanfaatan aplikasi Mobile Cipta Puisi, peserta didik bukan hanya diarahkan untuk menciptakan puisi yang tidak hanya indah secara estetis.  Namun peserta didik didorong pula untuk mengeksplorasi ide, menggali potensi kultural lokal, serta menyalurkannya ke dalam bentuk puisi yang indah, imajinatif, dan bermakna. Dengan demikian, antologi ini tidak hanya menjadi hasil dari proses kreatif, tetapi juga sebagai wujud konkret dari transformasi pedagogi sastra berbasis teknologi dan kontekstualisasi budaya.

Pemilihan judul “Serunai Ilmu, Simfoni Budaya” merupakan simbolisasi dari suara-suara generasi muda yang menggema melalui bait-bait puisi dalam menyuarakan pandangan, harapan, serta penghargaan terhadap budaya dan pendidikan. Kata “Serunai” menggambarkan simbol suara yang lantang, yang menyerukan semangat belajar dan keingintahuan ilmiah; sedangkan “Simfoni Budaya” merujuk pada harmoni nilai-nilai lokal yang tertuang dalam keberagaman puisi hasil cipta siswa.  Dalam antologi ini, kebudayaan dan pendidikan berpadu menjadi sumber inspirasi utama, menghadirkan puisi-puisi yang mencerminkan keterikatan siswa terhadap lingkungan sosial dan kearifan lokal mereka. Penulis menyampaikan apresiasi dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam penyusunan dan penerbitan antologi ini, khususnya kepada para kepala sekolah, guru pembimbing, dan peserta didik dari lima sekolah mitra. Tanpa kerja sama dan dedikasi mereka, karya ini tidak akan tercipta dengan mutu dan makna yang diharapkan.

Semoga antologi ini tidak hanya menjadi bentuk dokumentasi hasil penelitian, tetapi juga memberikan kontribusi nyata bagi pengembangan literasi sastra, pembelajaran berbasis budaya, dan integrasi teknologi dalam dunia pendidikan. Besar harapan saya, karya ini dapat menjadi inspirasi bagi berbagai kalangan, khususnya pendidik, peneliti, dan generasi muda, dalam membangun tradisi literasi yang bermakna dan berkelanjutan.

 

Ari Kartini

Mahasiswa S3 Universitas Pendidikan Indonesia

Dosen Institut Pendidikan Indonesia

***

Sejenis Pengantar

Dinding-Dinding Kota yang Disuarakan Anak-Anak SMA Garut

 

 

Di antara dinding-dinding kota yang menjulang tinggi, di antara suara hiruk pikuk kehidupan sehari-hari, terdapat suara-suara lain yang lebih lembut, lebih halus, dan lebih puitis. Suara-suara itu adalah suara-suara puisi, yang mengalir dan mengungkapkan perasaan yang dalam dan pikiran jernih tentang lingkungan, budaya, dan kota.  Antologi puisi bersama ini merupakan kumpulan yang diungkapkan oleh perwakilan suara-suara para siswa/i SMA yang berdomisili di kota Garut, yang peduli dengan lingkungan, kultur budaya, dan kota tempat tinggalnya. Dalam antologi puisi bersama ini, kita dapat melihat refleksi dari kehidupan sehari-hari, keindahan alam, cita-cita dan kehidupan sosial budaya di masyarakat.

Melalui puisi-puisi ini, pembaca dapat melihat bagaimana para siswa/i SMA memandang kota sebagai tempat yang kompleks dan dinamis. Tentunya, para penulis pemula ini masih memiliki banyak peluang agar berproses menuliskan pengalaman mereka dalam bentuk puisi yang slebih matang. Suatu hal yang wajar jika bentuk tulisan mereka masih ada kerisauan dan keraguan untuk merangkai susunan diksi, ritme, dan pengembangan imajinasi, karena masih dalam pencarian bentuk karakter mereka.

Namun, dalam pengungkapan suara-suara puisi ini, mereka memiliki tujuan yang lebih penting, yaitu memberikan pesan lain untuk para pembaca. Bagaimana meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap lingkungan, menjaga budaya, dan kota serta bagaimana mengapai cita cinta yang penuh makna. Seperti yang disuarakan, Fitri Mulyani, Fawaz Malik, Kylaa, Reysha Ahmad, Nazwah Fitri.N.H, Juni Febrianti, Dehan Hardiansyah, Zahran Syahmi, Aura Kairina R, Rubia Nurkhofifah, Ririn Riyanti, Yusep, Sundanis Mail, Shandika Putra Pratama, M Rafli, Azmi Putri S, Cantika Najwa, Syam Fadillah, Sintawati, Neng Yuli, Rapi Ahmad Ropi, Alya, Nadine Putri Heryanti, Bunga Azmii, Nuraeni Selvi, Nadila, Raymond, Arkan Absyar Allegra, Cipta Naurah, Raisa Nurul Faujiah, Reva Maulana, Afina Radhwa Hanifah, Tita Artika, Rumi el Rafsanjani, Sera Nuraeni Tazkia, Asti Cita Ningsih, Shela Aulia, Andi Mufti, Alma Zahra, Ai Siti Hanifah, Rubia Nurkhofifah, Dhafa Brahmana, Achmad Jachrie, Rumi, Devina Asyifa, Gaska Fauzi Nugraha, Anita Nurfadillah, Sabrina Refani Edelwis Hermawan, Jullianti Putri Ramadhani, Nisrina Zulafa Kamilah, Sera Nuraeni Tazkia, Dafa, Risyda Nur Aliyah, Selvi Nurul Hidayati, Faisal Maulana, Fatimah M.Nurannisa, Syakila, Yuspa Zahra Tiara, Mahmud, Rahmadina Putri Sabian, Mochamad Shevana, Andhika, Rahima Nur Hamidah, Rehan, Rosit Sujarwo, Zihan Maharani, Sultan Jordan, Muhamad Rafi Alzahran, Ayu Wandira, Dean Aditia Putra, Nadila Sefira Putri Nurkarim, Shirayuki el Martabak, Toriq a Haidar, Regenta Mausika Kusnadi, Revanaldi Muhamad Syahreza, Annisa Nur Ajijah, Azka Fawwaz Nugraha, Jullianty Putri Ramadhani, Yosi Yolanda, M Ridwan Setiawan, Herni Nursifa, Livia, Yesi R amadhani, Diki maulana, Kaniaaa, Naila, R Bima Mangkuluhur, Fatimah M. Nurunnisaa, Reisya Dewi Nabila, Syahid, Athafunnisa Putri, Nadila Sefira Putri Nurkarim, Afni Mutia Indriani, Mardiatu Salma, Syahidin Muhamad Rajab, Kamaludin, Raihanun Rahadatul Aisy, Meilan Shalsabila, Sabrina Refanii Edelwis, Soni Maulid Ardiansyah, Fargan Erlangga, Restu, Moch. Rasya, karinasy.

Ketika saya pribadi membaca antologi puisi ini seperti sedang menatap ke dalam jiwa-jiwa muda yang menggebu dengan kreativitas dan imajinasi. Puisi bukan hanya sekedar kata-kata yang disusun dengan rapi, tetapi merupakan cerminan dari pengalaman, perasaan, dan pemikiran, terutama anak-anak generasi SMA yang masih mencari jati diri dan mengekspresikan melalui kata-kata. Dalam antologi puisi ini juga menunjukkan bahwa siswa/i SMA yang tergabung dalam 5 lembaga sekolah SMA Kota Garut ini memiliki kemampuan untuk mengamati dan merefleksikan dunia di sekitar mereka. Mereka melihat keindahan panorama alam dan kehidupan budaya sosial sekitarnya, dan mereka mencoba untuk memahami dan mengekspresikan semua itu melalui kata-kata dalam bentuk puisi.

Saya percaya bahwa puisi-puisi dalam antologi ini dapat menjadi inspirasi bagi pembaca, terutama motivasi bagi para penulis-penulis yang ada dalam antologi puisi ini akan menjadi penulis masa depan. Keberanian mereka ini dapat menjadi bukti bahwa kreativitas dan imajinasi dapat membawa ke tempat-tempat yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya dan berharap hadirnya antologi ini dapat diapresiasi oleh banyak orang agar kesusatraan atau perpuisian di Indonesia semakin berkembang.

 

 

Bandung, 11 April 2025

Ridwan Ch. Madris

Penyair, Dosen Filsafat dan Sastra


Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Serunai Ilmu, Simfoni Budaya"

Posting Komentar